Penyuluhan Pada Ibu Hamil Tentang Relaksasi Aromaterapi Kopi Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Persalinan
Abstract
Ibu hamil yang menjalani masa kehamilan sampai menjelang persalinan membutuhkan ketenangan agar tidak mengalami kecemasan yang berlebih sehingga proses persalinan menjadi lancar tanpa hambatan. Semakin ibu tenang menghadapi persalinan maka persalinan akan berjalan semakin lancar. Selain itu, terdapat satu alternatif alami yang bisa dilakukan oleh ibu hamil untuk membuat jiwa menjadi lebih tenang dengan energi-energi positif dan membantu meringankan rasa sakit saat kontraksi. Aromaterapi merupakan tindakan terapeutik dengan menggunakan minyak essensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan psikologi sehingga menjadi lebih baik. Setiap minyak essensial memiliki efek farmakologis yang unik, seperti antibakteri, antivirus, diuretik, vasodilator, penenang, dan merangsang adrenal. Menghirup aroma kopi mampu memberikan efek relaksasi dan membantu meredakan stres serta mengurangi depresi. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah menjadikan relaksasi aromaterapi kopi sebagai bagian dari pelayanan kebidanan karena aromaterapi kopi efektif untuk mengurangi kecemasan serta dapat digunakan sebagai media untuk melatih relaksasi sehingga dapat menurunkan tingkat nyeri persalinan. Kegiatan yang digunakan dalam program pengabdian masyarakat ini berupa penyuluhan dengan memberikan ceramah, diskusi dan tanya jawab tentang relaksasi aromaterapi kopi terhadap penurunan tingkat nyeri persalinan di PMB Bd. Y Kabupaten Bandung, dengan peserta yang mengikuti pengabdian masyarakat sebanyak 20 orang. Ibu hamil yang mengikuti kegiatan penyuluhan ini memahami penggunaan relaksasi aromaterapi kopi terhadap penurunan tingkat nyeri persalinan yang telah diajarkan untuk diterapkan di rumah. Kegiatan ini mampu meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang relaksasi aromaterapi kopi terhadap penurunan tingkat nyeri persalinan.
References
2. Laporan Tahunan Indonesia. 2013. Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013.
3. Agustina, A. 2015. Faktor-faktor Risiko Kejadian Stunted pada Balita (24-59 bulan) di Wilayah Kerja Puskesmas Sosial Palembang Tahun 2014.Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.
4. AL – Rahmad Ah, Miko A, Hadi A. 2013. Kajian Stunting Pada Anak Balita Ditinjau Dari Pemberian ASI Eksklusif, MP-ASI, Status Imunisasi, Dan Karakteristik Keluarga Di Kota Banda Aceh. Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasawakes. 6(2) : 169 – 184.
5. Anindita P. 2012. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Kecukupan Protein Dan Zinc Dengan Stunting Pada Balita Usia 6 – 35 Bulan Di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 1(2) : 617 – 626.