Manajemen Perawatan Luka Modern di Masyarakat Desa Lamajang Peuntas, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung
Abstract
Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan harus sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku serta selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku profesional yang sesuai dengan etika profesi keperawatan yang merupakan kesadaran dan pedoman yang mengatur nilai-nilai moral dalam melaksanakan kegiatan profesi keperawatan, sehingga mutu dan kualitas profesi keperawatan tetap terjaga dengan cara yang terhormat. Prosedur perawatan luka ini bertujuan agar mempercepat proses penyembuhan dan bebas dari infeksi, indikator adanya infeksi akibat perawatan luka yang tidak baik salah satunya adalah terjadinya infeksi nosokomial yang merupakan infeksi yang didapat atau yang timbul pada waktu pasien di rawat di rumah sakit . Ruang rawat inap sebagai salah satu fasilitas pelayanan rumah sakit tidak terlepas sebagai sumber infeksi. Hal ini disebabkan karena perawatan pasien melibatkan banyak pihak seperti dokter, perawat, peralatan medis serta petugas yang bekerja di kawasan rawat inap menjadi faktor perantara terjadinya infeksi silang antara pasien di samping faktor dari lingkungan. Beberapa decade ini penyakit-penyakit tidak menular yang beresiko menimbulkan luka semakin meningkat data Riskesdas tahun 2018 menunjukan penyakit seperti kanker, stroke, dan diabetes mellitus dari tahun 2013 sampai sata ini cenderung meningkat di setiap wilayah Indonesia. Prevalensi pasien pengidap diabetes di Indonesia mencapai 6,2 persen, yang artinya ada lebih dari 10,8 juta orang menderita diabetes per tahun 2020. Berdasarkan analisis situasi yang sudah di sampaikan diatas, maka permasalahan mitra yang dapat diselesaikan selama pelaksanaan pengabdian masyarakat ini adalah Kurangnya informasi masyrakat terhadap tanda dan gejala luka Kurangnya informasi masyarakat terhadap tekhnik perawatan luka di rumah selama masa new normal , Kurang tersentuhnya media informasi poster terkait gejala luka dan tekhnik perawatan di rumah selama new normal.
References
Anonim. Farmakope Indonesia III, Departemen Kesehatan RI.Jakarta, 2005
Dowsett. Moisture in Wound Healing: Exudates Management_Journalof _wound Care. 8-12, 2011;
Halim, Khoo, Saat.Wound Bed Preparation from aClinical Perspective. Indian Jurn al of Plastic Surgery, Vol 45(2).193-202, 2012;
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2018). Hasil utama Riskesdas 2018. Kementrian Kesehatan RI
Kulms P,K.S. (2016). The effect of embodiment and competence on trust and cooperation in human-agent interaction. In int conf intelligent virtual agents.
Maryunani, Anik. Perawatan Luka (Modern Wound care) Terlengkap dan Terkini.Jakarta: In Media, 2013;
M Hatai, H Yoshitomi, T Nishigaki dan M Gao. Aksi stimulasi dari tirosinase Degradasi oleh Buah Merah Oil. Konferensi Jepang Farmasi, Maret 2012.
RISKESDAS. (2013). http:/www.depkes.go.id/resources/download/. Diunduh tanggal 24 April 2021.
Yunita Sari (2015). Perawatan luka diabetes : berdasarkan konsep manajemen luka modern penelitian terkini. Yogyakarta : Graha Ilmu
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Infodatin Pusat Data dan Informasi 2014